JAKARTA -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menantang Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk menindak tegas pihak-pihak yang diduga bermain dalam distribusi elpiji 3 kg.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun media sosialnya, menyusul pernyataan Bahlil yang membantah adanya kelangkaan elpiji bersubsidi.
Bukan hanya itu, Bahlil justru menyebut ada oknum bandel yang bermain dalam distribusi.
"Tangkap oknumnya Pak Kementerian ESDM," ujar Susi di X @susipudjiastuti (6/2/2025).
Pernyataan Susi langsung mendapat respons luas dari warganet. Banyak yang mendukung sikapnya dan mendesak pemerintah untuk bertindak lebih tegas dalam menyelesaikan permasalahan distribusi elpiji bersubsidi.
Hingga berita ini diturunkan, unggahan Susi telah dilihat lebih dari 10 ribu kali, mendapatkan ratusan tanda suka, serta puluhan komentar dan kutipan dari pengguna media sosial lainnya.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa persoalan yang terjadi di lapangan bukanlah kelangkaan elpiji 3 kg, melainkan ulah oknum yang sengaja memanipulasi harga.
Hal ini ditegaskan Bahlil saat meninjau salah satu pangkalan gas di Jalan Tengku Bey, Pekanbaru, Riau, Rabu (5/2/2025) kemarin.
"Kalau kelangkaan elpiji di seluruh Indonesia, tidak ada. Yang ada itu oknum-oknum yang bandel bermain! Saya akan selesaikan mereka," kata Bahlil.
Untuk mengatasi persoalan ini, Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga guna memastikan distribusi elpiji berjalan dengan baik dan tidak disalahgunakan.
Seperti diketahui, Bahlil Lahadalia, mengalami insiden tak terduga saat bertemu warga terkait polemik kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.
Seorang warga yang kesal dengan kebijakan Bahlil nyaris melempar tabung gas ke arahnya.
Peristiwa itu mendapat sorotan dari Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus pengamat politik, Prof. Henri Subiakto.
Menurutnya, reaksi warga yang emosional menunjukkan tingkat kekecewaan yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah.
"Rakyat biasa ini nampak geregetan saat ketemu, bicara, dan berdebat dengan Bahlil. Dia tentu sebel dengan Bahlil yang telah bikin kebijakan yang membuat masyarakat bawah sengsara," ujar Prof. Henri di X @henrysubiakto (5/2/2025).
Ia juga menyoroti cara komunikasi Bahlil yang dinilai kurang memiliki empati terhadap rakyat kecil.
"Sudah begitu lalu melihat gaya bicara Bahlil yang menunjukkan sebagai pejabat yang tidak punya rasa empati pada kesulitan rakyat kecil," lanjutnya.
Prof Henri bilang, kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat seharusnya dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan.
"Kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat akan selalu menimbulkan resistensi. Jangan salahkan warga jika mereka bereaksi keras," tambahnya.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram belakangan ini memang menjadi keluhan di berbagai daerah. Banyak warga yang kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tersebut dengan harga normal.
Prof. Henri pun mengajak publik untuk membayangkan jika mereka berada dalam posisi warga yang berdebat langsung dengan Bahlil.
"Kalau Anda yang ketemu dan berdebat dengan Bahlil, apa yang Anda lakukan?," tutupnya.
(Muhsin/fajar)