Detikrakyat.com, Cerita Mega makin asyik. Setiap hari semakin ramai pendukungnya. Kali ini datang dari pelatihnya sendiri, Koohejin. Sambil menikmati kopi di WK Wak Leman Jalan Haruna Pontianak, yok kita ungkap seperti apa pria Korea itu memuji Dewi Nusantara.
Megawati Hangestri Pertiwi. Nama yang mungkin masih asing di warung kopi kampungmu. Tapi, jadi bahan pembicaraan serius di Liga Voli Korea. Ya, Megawati bukan cuma nama mantan presiden. Ini Megawati yang lain. Yang bisa menghancurkan pertahanan lawan, bukan sekadar pidato.
Baru-baru ini, Megawati atau Megatro mencetak 44 poin dalam satu laga untuk Red Sparks. Empat puluh empat. Bukan jumlah yang kamu lihat di ujian matematika anak tetangga, melainkan jumlah poin yang bikin Red Sparks menang dramatis 3-2 melawan IBK Altos. Ini semacam aksi balas dendam elegan yang kita semua harapkan di kehidupan, tapi seringnya cuma terjadi di film.
Jangan lupakan fakta kecil ini. 44 poin itu adalah rekor tertinggi sepanjang karier dara Jember ini di Red Sparks. Dengan pencapaian ini, Mega langsung naik ke peringkat kedua daftar top skor Liga Voli Korea, mengantongi total 481 poin. Tinggal 49 poin lagi dari Viktoria Danchak, yang sementara ini duduk nyaman di puncak klasemen. Tapi ya, seperti kata pepatah, "Siapa cepat dia belum tentu selamat."
Pelatih Red Sparks, Koo Hee Jin, sepertinya juga mulai menganggap Mega sebagai semacam berkah dari langit. Sepertinya tulus ni. Soalnya pada laga sebelumnya ia sempat membentak Mega dengan mata melotot.
"Mega itu kombinasi langka," kata Koo. "Skill bagus, attitude juga bagus." Di dunia olahraga, ini seperti menemukan jodoh yang suka hiking tapi juga betah nonton Netflix seharian. Langka.
Koo bahkan terang-terangan bilang bahwa Mega berbeda dari pemain berbakat lainnya yang kadang bawa drama gratis ke lapangan. "Mega itu pemain yang patut diacungi jempol," katanya. Kalau kamu pelatih, mungkin kamu akan merasa Mega ini semacam cheat code yang dikirim langsung dari surga voli.
Melihat kesuksesan Mega di Korea, kita di sini cuma bisa bengong sambil makan gorengan. Hebat, sih. Tapi juga sedih. Kenapa? Karena Mega baru diakui luar biasa ketika dia sudah main di negeri orang. Di Korea, dia bintang. Di sini? Mungkin baru viral kalau jadi konten TikTok.
Buat kalian yang merasa generasi Megawati era baru ini pantas diapresiasi lebih, silakan mulai dengan cerita ini. Mega nggak cuma main voli. Dia mengingatkan kita bahwa kerja keras, rendah hati, dan skill memang kombinasi yang nggak bisa dikalahkan. Ya, kecuali sama algoritma media sosial.
#camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar